Pages

Kamis, 08 Mei 2014

SOSIAL



DESA SEBAGAI SUMBER TENAGA KERJA:
STUDI KASUS PERKEMBANGAN MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DESA PENIWEN KECAMATAN KROMENGAN
KABUPATEN MALANG 2010-2011




MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Studi Masyarakat Indonesia
yang dibina oleh Bapak Drs. Irawan, M. Hum.






Ririk Ajeng A.            120731435967
Siti Ulfatu N.              120731435972
Zainul Hasan               120731435973

















UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Februari 2014













BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Desa Peniwen merupakan sebuah desa yang unik, sebab desa ini terkesan di-setting sebagai desa kristen (Hadijanto, 2008: 19). Hal ini disebabkan karena para pendiri desa terrsebut adalah para tokoh-tokoh yang berasala dari agama kristen. Sehingga kebanyakan orang-orang yang tinggal di desa ini hampir semua beragama Kristen. Maka Desa Peniwen menjadi satu-satunya Desa yang menganut agama Kristen dari beberapa desa yang ada di Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang. Disamping sebagai desa yang mayoritas beragama kristen, Desa Peniwen memiliki keunikan tersendiri sebagai sebuah desa yang sangat menjunjung tinggi tradisi dan adat-istiadat yang berada di desa tersebut. disisi lain dengan adanya makam pahlawan “Monumen Affair” maka menjadikan Desa Peniwen tidak hanya dikenal oleh para penduduk setempat namun lebih dari itu desa peniwen telah dikenal baik di seluruh Indonesia maupun di seluruh dunia.
Desa Peniwen memiliki luas lahan 717,00 Ha dan memiliki penduduk usia produktif yang cukup tinggi. Dengan jumlah penduduk yang meningkat dari tahun 2010-2011, jenis mata pencaharian yang terdapat di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan juga bermacam-macam. Terdapat  mata pencaharian di sektor perkebunan, perikanan, peternakan, pedagang, PNS, TNI/Polri, buruh pabrik/industri, penggalian/penambangan, buruh tani, buruh bangunan, jasa, dan  lain-lain. Sedangkan lahan kering yang terdapat di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan ini banyak digunakan sebagai pemukiman atau pekarangan. Dari total lahan 717,00 Ha Desa Peniwen ini 501,10 Ha digunakan sebagai lahan sawah. Ini mempengaruhi kehidupan di Desa Peniwen yang memiliki produk unggulan padi. Jumlah pekerja terbanyak di Desa Peniwen adalah sebagai buruh tani.
Dari luas lahan dan jumlah pekerja di Desa Peniwen terdapat beberapa kesenjangan antara keduanya. Antara luas lahan yang terdapat di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan terkadang tidak imbang dengan jumlah pekerjanya. Kesenjangan antara luas lahan dengan jumlah pekerja kebanyakan terdapat di


jenis lahan kering. Lahan kering ini terdiri atas pemukiman/pekarangan, bangunan industri, tegal/kebun, perkebunan, padang rumput, rawa, tambak, hutan, dan lain-lain.
Pembangunan di Desa Peniwen cukup banyak terjadi pada sektor perdagangan. Hal ini diperkuat dengan data yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang terjadi. Permasalahan yang terjadi ialah dimana jumlah pekerja pada masing-masing mata pencaharian tidak smeua mengalami perubahan (peningkatan) yang signifikan. Hal ini terkait dengan pembangunan pada masing-masing sektor mata pencaharian. “Berdasarkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) pembangunan pedesaan (dalam arti luas) akan terus ditingkatkan dengan tujuan meningkatkan produksi pedesaan guna memenuhi kebutuhan pangan dan industri …… dan mendukung keberhasilan pembangunan daerah (Adisasmita, 2013: 65).

1.2  Rumusan Masalah
(1.)             Bagaimana Desa Peniwen dari segi sejarah, letak geografis, dan kehidupan sosial masyarakat?
(2.)             Bagaimana kesenjangan lahan dan jumlah pekerja di Desa Peniwen tahun 2010-2011?
(3.)             Bagaimana perkembangan mata pencaharian di Desa Peniwen tahun 2010-2011?

1.3  Tujuan
(1.)              Memahami Desa Peniwen dari segi sejarah, letak geografis, dan kehidupan sosial masyarakat.
(2.)              Memahami kesenjangan lahan dan jumlah pekerja di Desa Peniwen tahun 2010-2011.
(3.)              Memahami perkembangan mata pencaharian di Desa Peniwen tahun 2010-2011.





BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Desa Peniwen dari Segi Sejarah, Letak Geografis, dan Kehidupan Sosial Masyarakat
2.1.1        Sejarah Desa
Peniwen adalah sebuah nama dari suatu cerita rakyat yang unik, bahwa suku kata yang berasal dari kata “ Peni ” dan “ Wen ”. “ Peni ” merupakan kepanjangan dari kata “Nyimpeni” sedangkan “ Wen ” kepanjangan dari kata “ Deduwen ” (Widyana, 2000: 6). Akan tetapi dalam terjemahan lain bahwa Nyimpeni yang berarti tempat untuk menyimpan, sedangkan Deduwen yang berarti benda atau barang. Maka dengan demkian kata “ Peniwen ” yang artinya yaitu suatu tempat yang digunakan untuk tempat menyimpan barang atau benda. Disisi lain dengan kesuburan tanah yang tepat berada di desa peniwen maka menarik para rombongan Kristen dari Jawa Tengah untuk datang dan tinggal di Desa Peniwen. Maka dengan  banyaknya para pendatang tersebut menjadikan luas area desa Peniwen bertambah seratus bau. Jumlah penduduk kian banyak, dan Peniwen akan menjadi jemaat Kristen yang besar. Desa Peniwen seluruh penduduknya Kristen. 

2.1.2        Letak geografis
Desa Peniwen yang terletak di selatan kaki Gunung Kawi, dimana desa yang udaranya cukup sejuk (Widyana, 2000: 11). Disamping itu Desa Peniwen senantiasa terlihat hijau sebab dikelilingi oleh berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang masuh tetap dilestarikan, juga didukung oleh tujuh aliran anak sungai yang melintas di Desa Peniwen, maka hal ini semakin membantu kelestarian keadaan alam di Desa Peniwen. Dalam hal ini Desa Peniwen termasuk dalam wilayah kabupaten Malang yang tepatnya berada di Kecamatan Kromengan, yaitu dengan batasan dari sebelah utara berbatasan dengan Desa Wonosari, di sebelah timur berbatasan dengan Desa Kromengan, lalu di sebelah barat berbatasan dengan Desa Jambuwer, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sumberpucung .



2.1.3        Kehidupan Sosial Masyarakat
Disamping  dengan nilai-nilai dan norma di Desa Peniwen yang sampai pada saat ini masih tetap dilestarikan. Maka dengan demikian nilai-nilai sejarah di desa tersebut merupakan suatu kebanggaan yang luar bisa, hingga menjadikan nama Desa Peniwen dikenal sampai ke mancanegara dan tidak sekedar pada tingkat nasional saja. Disisi lain dengan adanya tripusat Kepemimpinan di Desa Peniwen, maka akan membawa hal baru sebagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun isi dari tri pusat kepemimpinan sendiri diantaranya yaitu kepemimpinan oleh pemerintah desa (kepala desa), berikutnya kepemimpinan oleh lembaga pendidikan (guru), dan yang terakhir kepemimpinan oleh lembaga keagamaan atau pendeta (Wawancara dengan Ibu Ernawati).
Desa Peniwen terkesan memang di-setting sebagai Desa Kristen. “Kantor desa dan gereja berada dalam satu komplek,” jelasnya. Kondisi ini mirip dengan Desa Kristen paling tua di Jawa Timur, Ngoro dan Mojowarno yang terletak di Kabupaten Jombang. Mojowarno sendiri bahkan memiliki rumah sakit, sekolah TK sampai dengan SMA serta gereja antik. Dari Mojowarno inilah, menurut buku Benih yang Tumbuh VII terbitan GKJW dan Lembaga Penelitian dan Studi Dewan Gereja-gereja di Indonesia, orang Kristen Jawa yang ingin “suket luwih ijo”  yang berarti hidup lebih enak dan mandiri, membuka hutan hampir di seluruh wilayah Jawa Timur. Di antaranya di kaki Gunung Kawi sebelah Selatan yang lalu menjadi Desa Peniwen tersebut.
Sebagai kebudayaan yang tetap di lestarikan hingga sekarang ini maka, dengan nilai tradisi dan juga norma, moral yang digunakan sebagai adat istiadat yang berlaku dan berkembang, meskipun dinamika perubahan jaman berkembang terlampau cepat. Interelasi sosial masyarakat desa Peniwen berjalan dengan penuh ketenangan meskipun belum tentu bisa dikatakan tertinggal dengan desa-desa disekitarnya. Desa yang asri, hijau, segar, tenang, dan masih banyak sebutan lagi untuk menyanjung sebuah kebanggaan desaku yang kusintai, “tempat seorang ibu menyuapi aku dengan susu”. Masyarakat Peniwen sebenarnya sangat sensitivisme sekali terhadap fenomena sekecil apapun juga, akan tetapi sering kali orang tercengang jika ternyata pada akhirnya harus tahu bahwa setiap gejolak harus melalui filter dan proses evaluasi yang panjang. Dengan demikian maka terdapat beberapa hal yang masih sering kali dijumpai dan yang ada hubungannya dengan tradisi masyarakat, yaitu diantaranya adalah sambang, syukuran, kemasyarakatan (Wawancara dengan Ibu Ernawati).
a.                   Sambang atau yang sering dikenal dengan silaturahmi, merupakan suatu tradisi yang khas bagi masyarakat desa peniwen Hal ini sangat jelas terlihat ketika mereka menyediakan waktu khusus. Dimana pada hari-hari tertentu seperti halnya acara kunjungan semi resmi  seperti kemisan untuk orang dewasa, kemudian jum’atan untuk anak-anak, sedangkan sabtuan untuk para kaum muda-mudi.
b.                  Tirakatan kegiatan dilakukan ketika pada malam hari sebelum pelaksanaan kegiataan. Seperti ketika akan melaksanakan perayaan hari besar nasional, kemudian hari raya keagamaan , lalu acara adat, dan ketika hari raya pergantian tahun. Dimana tirakatan dilakukan selalu dilandasi dengan acara sakral keagamaan agar dalam pelaksanaan nantinya memperoleh keselamatan dan mendatangkan berkah kelimpahan dari Tuhan YME (Wawancara dengan Ibu Ernawati).
c.                   Syukuran (hajatan), Dimana Hajatan atau Unduh-unduh adalah acara rutin yang dilakukan masyarakat desa peniwen untuk mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan Tuhan.
d.                  Tradisi kemasyarakatan, bahwa untuk yang muda dibiasakan untuk menyapa terlebih dahulu bahkan sangat mungkin saling mendaului untuk menyapa. Juga pada kegiatan kerja bakti, sayan , sukarelawan, gugur gunung, bahkan susuk wangan. Disamping itu jaga banyak sekali organisasi-organisasi yang didirikan oleh masyarakat Desa Peniwen. Organisasi-organisasi tersebut diantaranya yaitu kelompok tani perempuan, kelompok tani adalah, organisasi sosial, juga organisasi kesenian. Dimana semua itu dibangun sebagai sarana hubungan kemasyarakatan sampai sekarang masih dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat Peniwen diantaranya yaitu Bersih Desa (Wawancara dengan Ibu Ernawati
e.                   Keleman merupakan ritual Keleman merupakan suatu ritual yang kini mungkin dapat lebih mudah dipahami sebagai ritual memohon hujan dan syukur atas tanah yang diberi Sang Pencipta bagi warga. Ritual oleh warga Desa Peniwen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Bahwa yang dimaksud ritual adalah sebuah panduan dan tata cara merayakan upacara-upacara religi, pelayanan dalam gereja, keuskupan dan lain sebagainya. Sedangkan menurut masyarakat, tradisi setempat rupanya sejak awal tidak ditinggalkan, dengan kata lain budaya setempat tetap dijalankan oleh seluruh penduduk warga baik dari awal mulanya sampai saat ini. Sedangkan pengertian dari Encek sendiri yaitu suatu 1 tatanan makanan berukuran 50 cm berisi 4 kotak yang terbuat dari pelepah pisang yang dibentuk kotak ditengahnya dipisahkan secara horisontal dan vertikal oleh bambu kecil. Encek ini diisi dengan 4 porsi makanan yang ditaruh dalam wadah yang terbuat dari kombinasi pelepah pisang dan daun pisang. Makanan yang ada ditaruh dalam wadah tersebut haruslah berisi nasi dan lauk, apapun itu bentuknya.
f.                   Monumen Affair merupakan sebuah makam pahlawan yang berada di Desa Peniwen. Monumen tersebut di bangun untuk mengenang kembali gugurnya para anggota Palang Merah Remaja yang berada  di Desa Peniwen  27 Desember 1949.

2.2 Kesenjangan Lahan dan Jumlah Pekerja Desa Peniwen Kecamatan Kromengan Tahun 2010 – 2011
2.2.1        Tahun 2010
Pada tahun 2010 luas desa atau kelurahan menurut jenis lahan (Ha) Desa Peniwen yaitu lahan sawah seluas 501,10 Ha dan lahan kering seluas 215,90 Ha. Sehingga total luas Desa Peniwen menurut jenis lahan pada tahun ini adalah 717,00 Ha. Selanjutnya jumlah penduduk menurut kelompok umur ada 3.488 penduduk. Usia balita (0- <5 tahun) berjumlah 234, usia 5-6 tahun berjumlah 74, usia 7-15 berjumlah 440, usia 16-22 tahun berjumlah 190, usia 23-59 berjumlah 1.965, dan usia 60 tahun keatas berjumlah 585 (Lihat lampiran Kecamatan Kromengan dalam Angka Tahun 2011 tabel 1.3 & 2.3). Dilihat dari jumlah penduduk menurut kelompok umur Desa Peniwen, jumlah usia produktif di desa ini cukup tinggi.
Terdapat 12 jenis mata pencaharian di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan, antara lain perkebunan, perikanan, peternakan, pedagang, PNS, TNI/Polri, buruh pabrik/industri, penggalian/penambangan, buruh tani, buruh bangunan, jasa, dan  lain-lain. Jumlah penduduk yang bekerja di sektor perkebunan 3 orang, perikanan 4 orang, peternakan 46 orang, pedagang 112, PNS 59, TNI/Polri 15 orang, buruh tani 322 orang, buruh bangunan 46 orang, jasa 23 orang, dan lain-lain 12 orang. Sedangkan tidak ada penduduk yang bekerja sebagai buruh pabrik/industri dan penggalian/penambangan. Sehingga jumlah keseluruhan adalah 642 (Lihat lampiran Kecamatan Kromengan dalam Angka Tahun 2012 tabel 2.9)
Data luas lahan kering di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan berjumlah 215,9. Lahan kering ini terdiri atas pemukiman/pekarangan, bangunan industri, tegal/kebun, perkebunan, padang rumput, rawa, tambak, hutan, dan lain-lain. Luas lahan yang dijadikan untuk pemukiman/pekarangan adalah 86,5 ; bangunan industri 63,2 dan tegal/kebun 66,2. Sedangkan tidak ada lahan kering yang digunakan sebagai perkebunan, padang rumput, rawa, tambak, hutan, dan lain-lain (Lihat lampiran Kecamatan Kromengan dalam Angka Tahun 2012 tabel 8.2).
Dilihat dari data tersebut, terjadi ketimpangan antara luas lahan dengan jumlah pekerja. Luas lahan tegal/kebun di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan adalah 66,2 namun jumlah penduduk yang bekerja di sektor perkebunan hanya 3 orang. Di Desa Peniwen tidak ada lahan kering yang digunakan untuk tambak, namun jumlah penduduk yang bekerja di sektor perikanan terdapat 4 orang. Selanjutnya, luas lahan yang dijadikan untuk bangunan industri adalah 63,2 namun tidak ada penduduk Desa Peniwen Kecamatan Kromengan yang bekerja sebagai buruh pabrik/industri. Selain itu, di dalam data jumlah industri kecil/kerajinan rakyat tahun 2010, terdapat 7 unit industri kecil makanan. Namun jika dilihat dari luas lahan sawah yang lebih luas dari pada luas lahan kering yaitu luas lahan sawah 501,10 Ha dan luas lahan kering 215,90 Ha, jumlah pekerjanya sudah cukup ideal. Hal ini dapat dilihat dari jumlah mata pencaharian penduduk Desa Peniwen Kecamatan Kromengan yang menjadi buruh tani berjumlah 322 orang. Mata pencaharian sebagai buruh tani memiliki jumlah paling banyak dibanding dengan jenis mata pencaharian lain yang ada di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan.

2.2.2        Tahun 2011
Pada tahun 2011 luas desa atau kelurahan menurut jenis lahan (Ha) Desa Peniwen Kecaatan Kromengan yaitu lahan sawah seluas 501,10 Ha dan lahan kering seluas 215,90 Ha. Sehingga total luas Desa Peniwen menurut jenis lahan pada tahun ini adalah 717,00 Ha (Lihat lampiran Kecamatan Kromengan dalam Angka Tahun 2012 tabel 1.3). Luas desa menurut jenis lahan (Ha) di tahun ini sama dengan luas pada tahun 2010.
Jumlah penduduk yang bekerja di sektor perkebunan 3 orang, perikanan 6 orang, peternakan 48 orang, pedagang 119, PNS 59, TNI/Polri 15 orang, buruh pabrik/industri 1 orang, buruh tani 322 orang, buruh bangunan 52 orang, jasa 25 orang, dan lain-lain 14 orang. Sedangkan tidak ada penduduk yang bekerja di sektor penggalian/penambangan. Sehingga jumlah keseluruhan adalah 664 (Lihat lampiran Kecamatan Kromengan dalam Angka Tahun 2012 tabel 2.5). Terjadi peningkatan jumlah penduduk yang bekerja menurut mata pencaharian dibandingkan dengan tahun 2010. Peningkatan ini terjadi pada jenis mata pencaharian di sektor perikanan, peternakan, pedagang, buruh pabrik/industri, buruh bangunan, jasa, dan lain-lain. Sedangkan jenis mata pencaharian yang lain jumlahnya masih tetap dengan tahun sebelumnya.
Luas lahan kering di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan tahun 2011 berjumlah 215,90. Luas lahan yang dijadikan untuk pemukiman/pekarangan adalah 86,5 ; bangunan industri 63,2 dan tegal/kebun 66,2. Sedangkan tidak ada lahan kering yang digunakan sebagai perkebunan, rawa, tambak, hutan, dan lain-lain (Lihat lampiran Kecamatan Kromengan dalam Angka Tahun 2012 tabel 8.2). Pada tahun 2011 ini luas lahan yang dijadikan pemukiman/pekarangan, bangunan industri, dan tegal/kebun masih sama seperti tahun 2010.
Pada tahun 2011 ini juga terjadi ketimpangan luas lahan dengan jumlah pekerja. Misalnya, jumlah penduduk yang bekerja di sektor perikanan yang meningkat dibanding tahun 2010 namun tetap tidak ada lahan kering di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan yang digunakan sebagai tambak. Selanjutnya jumlah pekerja sebagai buruh pabrik/industri bertambah 1 orang yang pada tahun 2010 tidak ada sama sekali namun luas lahan yang dijadikan sebagai bangunan industri masih tetap, yaitu 63,2. Terjadi peningkatan jumlah industri kecil/kerajinan rakyat sektor makanan berjumlah 7 unit dan lainnya 2 unit. Ini berarti sudah ada peningkatan dibanding dengan tahun 2010.
Jika dilihat dari luas lahan sawah yang lebih luas dari pada luas lahan kering yaitu luas lahan sawah 501,10 Ha dan luas lahan kering 215,90 Ha yang sama dengan tahun 2010 dengan jumlah buruh tani juga sama, yaitu 322 orang. Desa Peniwen terletak dikaki Gunung Kawi sebelah selatan, udaranya sejuk dan senantiasa terlihat hijau dikarenakan banyaknya jenis tumbuhan yang masih tetap dilestarikan baik tumbuhan pertanian maupun buah-buahan (Widyana, 2000: 11). Dari tahun 2010-2011 sumber pendapatan Desa Peniwen Kecamatan Kromengan adalah pertanian dengan komoditi atau produk unggulan padi. Untuk produk yang dihasilkan dari perkebunan antara lain rambutan, salah, kelapa, nangka. Di sektor perdagangan, terdapat pembibitan pohon sengon, jati, kelapa, nangka, dan mangga. Desa Peniwen terletak dikaki Gunung Kawi sebelah selatan, udaranya sejuk dan senantiasa terlihat hijau dikarenakan banyaknya jenis tumbuhan yang masih tetap dilestarikan baik tumbuhan pertanian maupun buah-buahan (Widyana, 2000: 11).

2.3 Perkembangan Mata Pencaharian Penduduk desa Peniwen tahun 2010-2011
Penduduk Desa Peniwen dari tahun 2010 hingga 2011 mengalami perkembangan dalam sektor mata pencaharian. Hal ini bisa dikaitkan dengan pembangunan yang dilakukan. Pembangunan yang dilihat disini ialah pembangunan di sektor industri yang memungkinkan peralihan mata pencaharian dari sektor yang satu ke sektor yang lain.
Di tahun 2010 terdapat 3 orang yang bermata pencaharian pada sektor perkebunan. Terdapat 4 orang bermata pencaharian pada sektor perikanan, dan 46 orang di sektor peternakan. Di desa Peniwen ini juga terdapat jumlah pedagang yang cukup banyak meskipun tidak sebanyak desa-desa yang lain. Jumlah pedagang di desa ini ada 112 orang.
Orang-orang yang bermata pencaharian atau bekerja di sektor pemerintahan ataupun yang bekerja sebagai pegawai negeri cukup banyak. Terdapat 59 orang yang bekerja sebagai PNS dan 15 orang TNI/Polri. Hal yang menarik disini ialah tidak adanya penduduk yang bermata pencaharian sebagai buruh pabrik/industri dan penggali tambang.
Jumlah buruh tani di Desa Peniwen tergolong cukup banyak, yakni terdapat 322 orang dan juga terdapat 46 orang buruh bangunan. Penduduk yang bermata pencaharian pada sektor jasa di Desa Peniwen tergolong cukup sedikit jika dibandingkan dengan Desa Slorok ataupun Jatikerto dan Kromengan, namun masih tergolong banyak jika dibandingkan dengan Desa Ngadirejo. Untuk jumlah penduduk yang bermata pencaharian di luar sektor-sektor mata pencaharian di atas terdapat 12 orang penduduk, sehingga jumlah penduduk Desa Peniwen berdasarkan mata pencahariannya terdapat 642 orang.
Pada tahun 2011, jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Peniwen mengalami perubahan, meskipun perubahan tersebut kurang signifikan melihat selisih yang masih sedikit (lihat tabel 2.1). Perubahan disini terkait dengan pembangunan yang dilakukan.


TABEL 2.1 PERKEMBANGAN MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DESA PENIWEN KECAMATAN KROMENGAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2010-2011

No.
Mata Pencaharian
Tahun 2010
Tahun 2011
1
Perkebunan
3
3
2
Perikanan
4
6
3
Peternakan
46
48
4
Pedagang
112
119
5
PNS
59
59
6
TNI/Polri
15
15
7
Buruh Pabrik/Industri
0
1
8
Penggalian/Penambangan
0
0
9
Buruh Tani
322
322
10
Buruh bangunan
46
52
11
jasa
23
25
12
lainnya
12
14

Jumlah
642
664
Sumber: BPS Kabupaten Malang

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa tidak semua sektor matab pencaharian mengalami perubahan dalam jumlah pekerja. Perubahan terjadi pada sektor perikanan, perdagangan, buruh pabrik/industri, buruh bangunan, jasa, dan lainnya. Sektor mata pencaharian yang tidak mengalami perubahan ialah perkebunan, peternakan, PNS, TNI/Polri, penggalian/penambangan dan buruh tani.
Keterangan dalam tabel di atas menujukkan bahwa perubahan terjadi belum secara signifikan. Baik dilihat dari masalah jumlah maupun sektor mata pencaharian yang mengalami perubahan. Dari 12 sektor mata pencaharian, hanya 6 sektor yang mengalami perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perubahan yang trjadi secara lambat.
Kelambatan perkembangan ini terlihat dari perubahan yang hanya terjadi dengan jumlah yang sedikit. Pada sektor perikanan di tahun 2011 hanya terjadi penambahan 2 orang yang bermata pencaharian di sektor tersebut. Pada sektor ini terdapat hal yang menarik dimana adanya orang yang bermata pencaharian pada sektor perikanan tetapi tidak ada wilayah perairan yang mendukung/tambak (lihat lampiran Kecamatan Kromengan dalam Angka Tahun 2012 tabel 8.2). Hal ini memungkinkan adanya pengiriman tenaga kerja ke daerah lain di luar Desa Peniwen ataupun di luar Kecamatan Kromengan.
Sektor peternakan juga terdapat hal yang menarik untuk di telaah lebih lanjut, dimana pada tahun 2011 ada pertambahan jumlah pekerja di sektor peternakan tetapi untuk lahan padang rumput sendiri tidak ada (lihat lampiran Kecamatan Kromengan dalam Angka Tahun 2012 tabel 8.2). Hal ini menjadi sebuah telaah yang penting, karena dalam hal ini masih banyak orang-orang yang beternak dalam cakupan yang kecil. Sehingga dalam pemenuhan ternaknya lebih pada konsumsi rumput di tegal atau kebun. Luas tegal/kebun di Desa Peniwen pada tahun 2011 adalah 66.2 Ha.
Pada sektor peternakan sendiri yang banyak adalah peternakan babi. Hal ini dimungkinkan karena di Desa Peniwen mayoritas beragama Kristen Protestan. Hal ini menunjukkan bahwa peternakan di desa ini tidak memerlukan padang rumput yang luas untuk memelihara babi, karena makanan babi di Desa Peniwen adalah katul. Babi yang dikembang biakkan adalah babi lokal. Bagi penduduk pedesaan yang miskin, jenis ternak dari luar negeri umumnya tidak dibeli, dan sebagai investasi tidak menarik (Chambers, 1987: 101). Pernyataan dari Chambers tersebut nampaknya kurang tepat untuk Desa Peniwen karena masyarakat Desa Peniwen bukanlah masyarakat yang miskin. Masyarakat Desa Peniwen yang bukan masyarakat dengan mayoritas masyarakat miskin, tetapi mengembangkan babi local untuk diternak.
Perkembangan selanjutnya juga terjadi pada sektor perdagangan, dimana pada tahun 2011 ada pertambahan 7 orang dari 112 di tahun 2010 menjadi 2019 di tahun 2011. Pertambahan ini bukan berarti tanpa sebab, melainkan juga diikuti dengan pertambahan sarana perdagangan. Di tahun 2010 hanya ada 79 toko atau kios, tetapi pada tahun 2011 menjadi 83 unit toko atau kios. Kelompok pertokoan di Desa Peniwen tidak mengalami perubahan jumlah, tetapi pada bagian asuransi mengalami penurunan dimana di tahun 2010 terdapat 1 sarana asuranasi, pada tahun 2011 tidak terdapat sama sekali. Nampaknya sarana perdagangan yang cukup banyak diminati di Desa Peniwen selain pertokoan adalah rumah makan. Rumah makan di Desa Peniwen mengalami perkembangan hampir 2 kali lipat dari tahun 2010 yang hanya terdapat 17 rumah makan/restoran menjadi 32 unit rumah makan/restoran di tahun 2011.
Jumlah buruh bangunan di Desa Peniwen meningkat. Pada tahun 2010 hanya terdapat 46 orang sedangkan pada tahun 2011 menjadi 52 orang. Meskipun peningkatan ini tidak signifikan dan data mengenai keterangan lebih lanjut tentang buruh bangunan di Desa Peniwen dapat diindikasikan bahwa para buruh bangunan bekerja di luar Desa Peniwen. Untuk sektor mata pencaharian lainnya juga meningkat dari 12 di tahun 2010 menjadi 14 di tahun 2014.
Dari analisis data menunjukkan bahwa desa dapat dikatakan sebagai sumber tenaga kerja. Meskipun data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang tidak dijelaskan apakah para pekerja bekerja di dalam atau di luar desa dapat diperoleh gambaran. Gambaran mengenai desa sebagai sumber tenaga kerja terlihat pada perbedaan/selisih lahan atau sarana pendukung dari sektor mata pencaharian tersebut. Hal ini memungkinkan adanya perpindahan penduduk. Perpindahan yang dimaksud disini bukan dalam artian pindah dan menetap di luar desa, melainkan perpindahan untuk mencari lapangan pekerjaan.






BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
            Desa Peniwen telah dikenal sebagai Desa yang disetting sebagai Desa Kristen. Desa yang berada tepat di Kecamatan kromengan, Kabupaten Malang telah memiliki keistimewaan tersendiri, sebab meskipun masyarakatnya mayoritas beragama kristen namun mereka sangan menjunjung adat istiadat yang ada di desa tersebut seperti halnya sambang, syukuran, kemasyarakatan, juga keleman. Disisi lain desa dengan adanya makam pahlawan “monumen affair” telah menjadikan Desa Peniwen dikenal diseluruh penjuru dunia.
            Terjadi peningkatan jumlah penduduk dari tahun 2010 hingga tahun 2011. Untuk penduduk yang bekerja menurut mata pencaharian beberapa juga mengalami peningkatan, yaitu sektor perikanan, peternakan, pedagang, buruh pabrik, buruh bangunan, jasa, dan lain-lain. Namun untuk luas lahan sawah dan luas lahan kering dari tahun 2010 hingga tahun 2011 masih tetap. Dari luas lahan dan jumlah pekerja tersebut terjadi kesenjangan. Misalnya tidak imbangnya antara luas lahan tegal/kebun dengan sedikitnya jumlah penduduk yang bekerja di sektor perkebunan. Hal ini juga terjadi di sektor perikanan, padahal tidak ada lahan kering yang digunakan sebagai tambak. Sektor industri yang meningkat dari tahun 2010-2011 juga terjadi kesenjangan, dimana pada tahun 2011 hanya 1 penduduk yang bekerja menjadi buruh pabrik/industri. Yang cukup imbang adalah luas lahan sawah dengan jumlah buruh tani.
            Data yang ditampilkan oleh BPS belum lengkap shingga memunculkan penafsiran baru mengenai data Desa Peniwen. Di Desa Peniwen dapat dikatakan mengalami perkembangan dalam jumlah pekerja pada masing-masing sektor mata pencaharian meskipun peningkatan yang terjadi tidak cukup signifikan. Peningkatan jumlah pekerja tidak sebanding dengan data mengenai lahan ataupun sarana pendukung mata pencaharian sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerja yang ada di Desa Peniwen tidak hanya bekerja di dalam desa, melainkan juga di luar desa.
DAFTAR RUJUKAN


Arsip
Kecamatan Kromengan dalam Angka Tahun 2011
Kecamatan Kromengan dalam Angka Tahun 2012

Buku
Adisasmita, Rahardjo. 2013. Pembangunan Perdesaan: Pendekatan Partisipatif, Tipologi, Strategi, Konsep Desa Pusat Pertumbuhan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Chambers, Robert. 1987. Pembangunan Desa Mulai dari Belakang. Jakarta: LP3ES.



Hadijanto, S. Sri. 2008. Zangkioes, Sang Pembuka Sejarah Kita (Sejarah Desa dan GKJW Jemaat Peniwen). Surabaya


Widyana, Susaya. 2000. Menjelang 120 Tahun Desa Peniwen (Kronologis Sejarah Perkembangan). Kabupaten Malang: Peniwen.

Wawancara
Nama                           : Ernawati (Istri Kepala Desa Peniwen periode 2011-2016)
Umur                           : 43 tahun
Tempat tinggal            : Dusun Ringin Anom Desa Peniwen
Pekerjaan                     : Ketua PKK Desa Peniwen
Tempat/tanggal wawancara: Rumah Ibu Ernawati, 7 Februari 2014 pukul 16.00-17.30 WIB.

 

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.