Kamis, 29 Januari 2015
Tugas Sejarah Sosial
Silahakan dianalisis mengenai muatan materi sejarah sosial yang ada pada buku ajar apakah sudah mencakup pembehasan sejarah Sosial atau tidak. Jika sudah mencakup, silahkan diuraikan, tetapi jika belum silahkan berikan saran Anda. Soft-file bisa didownload disini (http://downloads.ziddu.com/download/24342333/Sejarah-indonesia-kelas-10.rar.html).
Kamis, 08 Mei 2014
SOSIAL
DESA SEBAGAI
SUMBER TENAGA KERJA:
STUDI KASUS
PERKEMBANGAN MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DESA PENIWEN KECAMATAN KROMENGAN
KABUPATEN MALANG
2010-2011
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Studi Masyarakat Indonesia
yang dibina oleh Bapak Drs. Irawan, M. Hum.
Ririk Ajeng A. 120731435967
Siti Ulfatu N. 120731435972
Zainul Hasan 120731435973
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Februari 2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desa Peniwen merupakan
sebuah desa yang unik, sebab desa ini terkesan di-setting sebagai desa kristen (Hadijanto, 2008: 19). Hal ini
disebabkan karena para pendiri desa terrsebut adalah para tokoh-tokoh yang
berasala dari agama kristen. Sehingga kebanyakan orang-orang yang tinggal di
desa ini hampir semua beragama Kristen. Maka Desa Peniwen menjadi satu-satunya
Desa yang menganut agama Kristen dari beberapa desa yang ada di Kecamatan
Kromengan Kabupaten Malang. Disamping sebagai desa yang mayoritas beragama
kristen, Desa Peniwen memiliki keunikan tersendiri sebagai sebuah desa yang
sangat menjunjung tinggi tradisi dan adat-istiadat yang berada di desa
tersebut. disisi lain dengan adanya makam pahlawan “Monumen Affair” maka
menjadikan Desa Peniwen tidak hanya dikenal oleh para penduduk setempat namun
lebih dari itu desa peniwen telah dikenal baik di seluruh Indonesia maupun di
seluruh dunia.
Desa
Peniwen memiliki luas lahan 717,00 Ha dan memiliki penduduk usia produktif yang
cukup tinggi. Dengan jumlah penduduk yang meningkat dari tahun 2010-2011, jenis
mata pencaharian yang terdapat di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan juga
bermacam-macam. Terdapat mata
pencaharian di sektor perkebunan, perikanan, peternakan, pedagang, PNS,
TNI/Polri, buruh pabrik/industri, penggalian/penambangan, buruh tani, buruh
bangunan, jasa, dan lain-lain. Sedangkan
lahan kering yang terdapat di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan ini banyak
digunakan sebagai pemukiman atau pekarangan. Dari total lahan 717,00 Ha Desa
Peniwen ini 501,10 Ha digunakan sebagai lahan sawah. Ini mempengaruhi kehidupan
di Desa Peniwen yang memiliki produk unggulan padi. Jumlah pekerja terbanyak di
Desa Peniwen adalah sebagai buruh tani.
Dari luas lahan dan
jumlah pekerja di Desa Peniwen terdapat beberapa kesenjangan antara keduanya.
Antara luas lahan yang terdapat di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan terkadang
tidak imbang dengan jumlah pekerjanya. Kesenjangan antara luas lahan dengan
jumlah pekerja kebanyakan terdapat di
jenis lahan kering. Lahan kering ini
terdiri atas pemukiman/pekarangan, bangunan industri, tegal/kebun, perkebunan,
padang rumput, rawa, tambak, hutan, dan lain-lain.
Pembangunan di Desa
Peniwen cukup banyak terjadi pada sektor perdagangan. Hal ini diperkuat dengan
data yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang terjadi. Permasalahan
yang terjadi ialah dimana jumlah pekerja pada masing-masing mata pencaharian
tidak smeua mengalami perubahan (peningkatan) yang signifikan. Hal ini terkait
dengan pembangunan pada masing-masing sektor mata pencaharian. “Berdasarkan
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) pembangunan pedesaan (dalam arti luas)
akan terus ditingkatkan dengan tujuan meningkatkan produksi pedesaan guna
memenuhi kebutuhan pangan dan industri …… dan mendukung keberhasilan
pembangunan daerah (Adisasmita, 2013: 65).
1.2 Rumusan Masalah
(1.)
Bagaimana Desa Peniwen dari segi
sejarah, letak geografis, dan kehidupan sosial masyarakat?
(2.)
Bagaimana kesenjangan lahan dan jumlah
pekerja di Desa Peniwen tahun 2010-2011?
(3.)
Bagaimana perkembangan mata pencaharian
di Desa Peniwen tahun 2010-2011?
1.3 Tujuan
(1.)
Memahami Desa Peniwen dari segi sejarah, letak
geografis, dan kehidupan sosial masyarakat.
(2.)
Memahami kesenjangan lahan dan jumlah pekerja
di Desa Peniwen tahun 2010-2011.
(3.)
Memahami perkembangan mata pencaharian di Desa
Peniwen tahun 2010-2011.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Desa Peniwen dari
Segi Sejarah, Letak Geografis, dan Kehidupan Sosial Masyarakat
2.1.1
Sejarah
Desa
Peniwen
adalah sebuah nama dari suatu cerita rakyat yang unik, bahwa suku kata yang
berasal dari kata “ Peni ” dan “ Wen ”. “ Peni ” merupakan kepanjangan dari
kata “Nyimpeni” sedangkan “ Wen ” kepanjangan dari kata “ Deduwen ” (Widyana,
2000: 6). Akan tetapi dalam terjemahan lain bahwa Nyimpeni yang berarti tempat
untuk menyimpan, sedangkan Deduwen yang berarti benda atau barang. Maka dengan
demkian kata “ Peniwen ” yang artinya yaitu suatu tempat yang digunakan untuk
tempat menyimpan barang atau benda. Disisi lain dengan kesuburan tanah yang
tepat berada di desa peniwen maka menarik para rombongan Kristen dari
Jawa Tengah untuk datang dan tinggal di Desa Peniwen. Maka dengan banyaknya para pendatang tersebut menjadikan
luas area desa Peniwen bertambah seratus bau. Jumlah penduduk kian banyak, dan
Peniwen akan menjadi jemaat Kristen yang besar. Desa Peniwen seluruh
penduduknya Kristen.
2.1.2
Letak
geografis
Desa
Peniwen yang terletak di selatan kaki Gunung Kawi, dimana desa yang udaranya
cukup sejuk (Widyana, 2000: 11). Disamping itu Desa Peniwen senantiasa terlihat
hijau sebab dikelilingi oleh berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang masuh tetap
dilestarikan, juga didukung oleh tujuh aliran anak sungai yang melintas di Desa
Peniwen, maka hal ini semakin membantu kelestarian keadaan alam di Desa
Peniwen. Dalam hal ini Desa Peniwen termasuk dalam wilayah kabupaten Malang
yang tepatnya berada di Kecamatan Kromengan, yaitu dengan batasan dari sebelah
utara berbatasan dengan Desa Wonosari, di sebelah timur berbatasan dengan Desa
Kromengan, lalu di sebelah barat berbatasan dengan Desa Jambuwer, dan di
sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sumberpucung .
2.1.3
Kehidupan
Sosial Masyarakat
Disamping
dengan nilai-nilai dan norma di Desa Peniwen yang sampai pada saat ini
masih tetap dilestarikan. Maka dengan demikian nilai-nilai sejarah di desa
tersebut merupakan suatu kebanggaan yang luar bisa, hingga menjadikan nama Desa
Peniwen dikenal sampai ke mancanegara dan tidak sekedar pada tingkat nasional
saja. Disisi lain dengan adanya tripusat Kepemimpinan di Desa Peniwen, maka
akan membawa hal baru sebagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adapun isi dari tri pusat kepemimpinan sendiri diantaranya yaitu kepemimpinan
oleh pemerintah desa (kepala desa), berikutnya kepemimpinan oleh lembaga
pendidikan (guru), dan yang terakhir kepemimpinan oleh lembaga keagamaan atau
pendeta (Wawancara dengan Ibu Ernawati).
Desa Peniwen terkesan memang di-setting sebagai Desa Kristen. “Kantor
desa dan gereja berada dalam satu komplek,” jelasnya. Kondisi ini mirip dengan
Desa Kristen paling tua di Jawa Timur, Ngoro dan Mojowarno yang terletak di
Kabupaten Jombang. Mojowarno sendiri bahkan memiliki rumah sakit, sekolah TK
sampai dengan SMA serta gereja antik. Dari Mojowarno inilah, menurut buku Benih yang Tumbuh VII terbitan GKJW
dan Lembaga Penelitian dan Studi Dewan
Gereja-gereja di Indonesia, orang Kristen Jawa yang ingin “suket luwih
ijo” yang berarti hidup lebih enak dan
mandiri, membuka hutan hampir di seluruh wilayah Jawa Timur. Di antaranya di
kaki Gunung Kawi sebelah Selatan yang lalu menjadi Desa Peniwen tersebut.
Sebagai
kebudayaan yang tetap di lestarikan hingga sekarang ini maka, dengan nilai
tradisi dan juga norma, moral yang digunakan sebagai adat istiadat yang berlaku
dan berkembang, meskipun dinamika perubahan jaman berkembang terlampau cepat.
Interelasi sosial masyarakat desa Peniwen berjalan dengan penuh ketenangan
meskipun belum tentu bisa dikatakan tertinggal dengan desa-desa disekitarnya.
Desa yang asri, hijau, segar, tenang, dan masih banyak sebutan lagi untuk
menyanjung sebuah kebanggaan desaku yang kusintai, “tempat seorang ibu menyuapi
aku dengan susu”. Masyarakat Peniwen sebenarnya sangat sensitivisme sekali
terhadap fenomena sekecil apapun juga, akan tetapi sering kali orang tercengang
jika ternyata pada akhirnya harus tahu bahwa setiap gejolak harus melalui
filter dan proses evaluasi yang panjang. Dengan demikian maka terdapat beberapa
hal yang masih sering kali dijumpai dan yang ada hubungannya dengan tradisi
masyarakat, yaitu diantaranya adalah sambang, syukuran, kemasyarakatan
(Wawancara dengan Ibu Ernawati).
a.
Sambang atau yang sering dikenal dengan
silaturahmi, merupakan suatu tradisi yang khas bagi masyarakat desa peniwen Hal
ini sangat jelas terlihat ketika mereka menyediakan waktu khusus. Dimana pada
hari-hari tertentu seperti halnya acara kunjungan semi resmi seperti kemisan untuk orang dewasa, kemudian
jum’atan untuk anak-anak, sedangkan sabtuan untuk para kaum muda-mudi.
b.
Tirakatan kegiatan dilakukan ketika pada
malam hari sebelum pelaksanaan kegiataan. Seperti ketika akan melaksanakan
perayaan hari besar nasional, kemudian hari raya keagamaan , lalu acara adat,
dan ketika hari raya pergantian tahun. Dimana tirakatan dilakukan selalu
dilandasi dengan acara sakral keagamaan agar dalam pelaksanaan nantinya
memperoleh keselamatan dan mendatangkan berkah kelimpahan dari Tuhan YME
(Wawancara dengan Ibu Ernawati).
c.
Syukuran (hajatan), Dimana Hajatan atau Unduh-unduh
adalah acara rutin yang dilakukan masyarakat desa peniwen untuk mensyukuri
segala nikmat yang telah diberikan Tuhan.
d.
Tradisi kemasyarakatan, bahwa untuk yang
muda dibiasakan untuk menyapa terlebih dahulu bahkan sangat mungkin saling
mendaului untuk menyapa. Juga pada kegiatan kerja bakti, sayan , sukarelawan,
gugur gunung, bahkan susuk wangan. Disamping itu jaga banyak sekali
organisasi-organisasi yang didirikan oleh masyarakat Desa Peniwen. Organisasi-organisasi
tersebut diantaranya yaitu kelompok tani perempuan, kelompok tani adalah,
organisasi sosial, juga organisasi kesenian. Dimana semua itu dibangun sebagai
sarana hubungan kemasyarakatan sampai sekarang masih dilestarikan secara
turun-temurun oleh masyarakat Peniwen diantaranya yaitu Bersih Desa (Wawancara
dengan Ibu Ernawati
e.
Keleman merupakan ritual Keleman merupakan suatu ritual yang kini mungkin dapat lebih mudah
dipahami sebagai ritual memohon hujan dan syukur atas tanah yang diberi Sang
Pencipta bagi warga. Ritual oleh warga Desa Peniwen, Kabupaten Malang, Jawa
Timur. Bahwa yang dimaksud ritual adalah sebuah panduan dan tata cara
merayakan upacara-upacara religi, pelayanan dalam gereja, keuskupan dan lain
sebagainya. Sedangkan menurut masyarakat, tradisi setempat rupanya sejak awal
tidak ditinggalkan, dengan kata lain budaya setempat tetap dijalankan oleh
seluruh penduduk warga baik dari awal mulanya sampai saat ini. Sedangkan
pengertian dari Encek sendiri yaitu suatu 1 tatanan makanan berukuran 50 cm
berisi 4 kotak yang terbuat dari pelepah pisang yang dibentuk kotak ditengahnya
dipisahkan secara horisontal dan vertikal oleh bambu kecil. Encek ini diisi
dengan 4 porsi makanan yang ditaruh dalam wadah yang terbuat dari kombinasi
pelepah pisang dan daun pisang. Makanan yang ada ditaruh dalam wadah tersebut
haruslah berisi nasi dan lauk, apapun itu bentuknya.
f.
Monumen Affair merupakan sebuah makam pahlawan yang
berada di Desa Peniwen. Monumen tersebut di bangun untuk mengenang kembali
gugurnya para anggota Palang Merah Remaja yang berada di Desa Peniwen 27 Desember 1949.
2.2 Kesenjangan Lahan dan Jumlah
Pekerja Desa Peniwen Kecamatan Kromengan Tahun 2010 – 2011
2.2.1
Tahun
2010
Pada
tahun 2010 luas desa atau kelurahan menurut jenis lahan (Ha) Desa Peniwen yaitu
lahan sawah seluas 501,10 Ha dan lahan kering seluas 215,90 Ha. Sehingga total
luas Desa Peniwen menurut jenis lahan pada tahun ini adalah 717,00 Ha.
Selanjutnya jumlah penduduk menurut kelompok umur ada 3.488 penduduk. Usia
balita (0- <5 tahun) berjumlah 234, usia 5-6 tahun berjumlah 74, usia 7-15
berjumlah 440, usia 16-22 tahun berjumlah 190, usia 23-59 berjumlah 1.965, dan
usia 60 tahun keatas berjumlah 585 (Lihat lampiran Kecamatan Kromengan dalam
Angka Tahun 2011 tabel 1.3 & 2.3). Dilihat dari jumlah penduduk menurut
kelompok umur Desa Peniwen, jumlah usia produktif di desa ini cukup tinggi.
Terdapat
12 jenis mata pencaharian di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan, antara lain
perkebunan, perikanan, peternakan, pedagang, PNS, TNI/Polri, buruh
pabrik/industri, penggalian/penambangan, buruh tani, buruh bangunan, jasa,
dan lain-lain. Jumlah penduduk yang
bekerja di sektor perkebunan 3 orang, perikanan 4 orang, peternakan 46 orang,
pedagang 112, PNS 59, TNI/Polri 15 orang, buruh tani 322 orang, buruh bangunan
46 orang, jasa 23 orang, dan lain-lain 12 orang. Sedangkan tidak ada penduduk
yang bekerja sebagai buruh pabrik/industri dan penggalian/penambangan. Sehingga
jumlah keseluruhan adalah 642 (Lihat lampiran Kecamatan Kromengan dalam Angka Tahun
2012 tabel 2.9)
Data
luas lahan kering di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan berjumlah 215,9. Lahan
kering ini terdiri atas pemukiman/pekarangan, bangunan industri, tegal/kebun,
perkebunan, padang rumput, rawa, tambak, hutan, dan lain-lain. Luas lahan yang
dijadikan untuk pemukiman/pekarangan adalah 86,5 ; bangunan industri 63,2 dan
tegal/kebun 66,2. Sedangkan tidak ada lahan kering yang digunakan sebagai
perkebunan, padang rumput, rawa, tambak, hutan, dan lain-lain (Lihat lampiran
Kecamatan Kromengan dalam Angka Tahun 2012 tabel 8.2).
Dilihat
dari data tersebut, terjadi ketimpangan antara luas lahan dengan jumlah
pekerja. Luas lahan tegal/kebun di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan adalah 66,2
namun jumlah penduduk yang bekerja di sektor perkebunan hanya 3 orang. Di Desa
Peniwen tidak ada lahan kering yang digunakan untuk tambak, namun jumlah
penduduk yang bekerja di sektor perikanan terdapat 4 orang. Selanjutnya, luas
lahan yang dijadikan untuk bangunan industri adalah 63,2 namun tidak ada
penduduk Desa Peniwen Kecamatan Kromengan yang bekerja sebagai buruh
pabrik/industri. Selain itu, di dalam data jumlah industri kecil/kerajinan
rakyat tahun 2010, terdapat 7 unit industri kecil makanan. Namun jika dilihat
dari luas lahan sawah yang lebih luas dari pada luas lahan kering yaitu luas
lahan sawah 501,10 Ha dan luas lahan kering 215,90 Ha, jumlah pekerjanya sudah
cukup ideal. Hal ini dapat dilihat dari jumlah mata pencaharian penduduk Desa
Peniwen Kecamatan Kromengan yang menjadi buruh tani berjumlah 322 orang. Mata
pencaharian sebagai buruh tani memiliki jumlah paling banyak dibanding dengan
jenis mata pencaharian lain yang ada di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan.
2.2.2
Tahun
2011
Pada
tahun 2011 luas desa atau kelurahan menurut jenis lahan (Ha) Desa Peniwen
Kecaatan Kromengan yaitu lahan sawah seluas 501,10 Ha dan lahan kering seluas
215,90 Ha. Sehingga total luas Desa Peniwen menurut jenis lahan pada tahun ini
adalah 717,00 Ha (Lihat lampiran Kecamatan Kromengan dalam Angka Tahun 2012
tabel 1.3). Luas desa menurut jenis lahan (Ha) di tahun ini sama dengan luas
pada tahun 2010.
Jumlah
penduduk yang bekerja di sektor perkebunan 3 orang, perikanan 6 orang,
peternakan 48 orang, pedagang 119, PNS 59, TNI/Polri 15 orang, buruh
pabrik/industri 1 orang, buruh tani 322 orang, buruh bangunan 52 orang, jasa 25
orang, dan lain-lain 14 orang. Sedangkan tidak ada penduduk yang bekerja di
sektor penggalian/penambangan. Sehingga jumlah keseluruhan adalah 664 (Lihat
lampiran Kecamatan Kromengan dalam Angka Tahun 2012 tabel 2.5). Terjadi
peningkatan jumlah penduduk yang bekerja menurut mata pencaharian dibandingkan
dengan tahun 2010. Peningkatan ini terjadi pada jenis mata pencaharian di
sektor perikanan, peternakan, pedagang, buruh pabrik/industri, buruh bangunan,
jasa, dan lain-lain. Sedangkan jenis mata pencaharian yang lain jumlahnya masih
tetap dengan tahun sebelumnya.
Luas
lahan kering di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan tahun 2011 berjumlah 215,90.
Luas lahan yang dijadikan untuk pemukiman/pekarangan adalah 86,5 ; bangunan
industri 63,2 dan tegal/kebun 66,2. Sedangkan tidak ada lahan kering yang
digunakan sebagai perkebunan, rawa, tambak, hutan, dan lain-lain (Lihat
lampiran Kecamatan Kromengan dalam Angka Tahun 2012 tabel 8.2). Pada tahun 2011
ini luas lahan yang dijadikan pemukiman/pekarangan, bangunan industri, dan
tegal/kebun masih sama seperti tahun 2010.
Pada
tahun 2011 ini juga terjadi ketimpangan luas lahan dengan jumlah pekerja.
Misalnya, jumlah penduduk yang bekerja di sektor perikanan yang meningkat
dibanding tahun 2010 namun tetap tidak ada lahan kering di Desa Peniwen
Kecamatan Kromengan yang digunakan sebagai tambak. Selanjutnya jumlah pekerja
sebagai buruh pabrik/industri bertambah 1 orang yang pada tahun 2010 tidak ada
sama sekali namun luas lahan yang dijadikan sebagai bangunan industri masih
tetap, yaitu 63,2. Terjadi peningkatan jumlah industri kecil/kerajinan rakyat
sektor makanan berjumlah 7 unit dan lainnya 2 unit. Ini berarti sudah ada
peningkatan dibanding dengan tahun 2010.
Jika
dilihat dari luas lahan sawah yang lebih luas dari pada luas lahan kering yaitu
luas lahan sawah 501,10 Ha dan luas lahan kering 215,90 Ha yang sama dengan
tahun 2010 dengan jumlah buruh tani juga sama, yaitu 322 orang. Desa Peniwen
terletak dikaki Gunung Kawi sebelah selatan, udaranya sejuk dan senantiasa
terlihat hijau dikarenakan banyaknya jenis tumbuhan yang masih tetap
dilestarikan baik tumbuhan pertanian maupun buah-buahan (Widyana, 2000: 11).
Dari tahun 2010-2011 sumber pendapatan Desa Peniwen Kecamatan Kromengan adalah
pertanian dengan komoditi atau produk unggulan padi. Untuk produk yang
dihasilkan dari perkebunan antara lain rambutan, salah, kelapa, nangka. Di
sektor perdagangan, terdapat pembibitan pohon sengon, jati, kelapa, nangka, dan
mangga. Desa Peniwen terletak dikaki Gunung Kawi sebelah selatan, udaranya
sejuk dan senantiasa terlihat hijau dikarenakan banyaknya jenis tumbuhan yang
masih tetap dilestarikan baik tumbuhan pertanian maupun buah-buahan (Widyana,
2000: 11).
2.3
Perkembangan Mata Pencaharian Penduduk
desa Peniwen tahun 2010-2011
Penduduk Desa Peniwen dari tahun 2010
hingga 2011 mengalami perkembangan dalam sektor mata pencaharian. Hal ini bisa
dikaitkan dengan pembangunan yang dilakukan. Pembangunan yang dilihat disini
ialah pembangunan di sektor industri yang memungkinkan peralihan mata
pencaharian dari sektor yang satu ke sektor yang lain.
Di tahun 2010 terdapat 3 orang yang
bermata pencaharian pada sektor perkebunan. Terdapat 4 orang bermata
pencaharian pada sektor perikanan, dan 46 orang di sektor peternakan. Di desa
Peniwen ini juga terdapat jumlah pedagang yang cukup banyak meskipun tidak
sebanyak desa-desa yang lain. Jumlah pedagang di desa ini ada 112 orang.
Orang-orang yang bermata pencaharian
atau bekerja di sektor pemerintahan ataupun yang bekerja sebagai pegawai negeri
cukup banyak. Terdapat 59 orang yang bekerja sebagai PNS dan 15 orang
TNI/Polri. Hal yang menarik disini ialah tidak adanya penduduk yang bermata
pencaharian sebagai buruh pabrik/industri dan penggali tambang.
Jumlah buruh tani di Desa Peniwen
tergolong cukup banyak, yakni terdapat 322 orang dan juga terdapat 46 orang
buruh bangunan. Penduduk yang bermata pencaharian pada sektor jasa di Desa
Peniwen tergolong cukup sedikit jika dibandingkan dengan Desa Slorok ataupun
Jatikerto dan Kromengan, namun masih tergolong banyak jika dibandingkan dengan
Desa Ngadirejo. Untuk jumlah penduduk yang bermata pencaharian di luar
sektor-sektor mata pencaharian di atas terdapat 12 orang penduduk, sehingga
jumlah penduduk Desa Peniwen berdasarkan mata pencahariannya terdapat 642
orang.
Pada tahun 2011, jumlah penduduk
berdasarkan mata pencaharian di Desa Peniwen mengalami perubahan, meskipun
perubahan tersebut kurang signifikan melihat selisih yang masih sedikit (lihat
tabel 2.1). Perubahan disini terkait dengan pembangunan yang dilakukan.
TABEL 2.1 PERKEMBANGAN MATA PENCAHARIAN PENDUDUK
DESA PENIWEN KECAMATAN KROMENGAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2010-2011
No.
|
Mata Pencaharian
|
Tahun 2010
|
Tahun 2011
|
1
|
Perkebunan
|
3
|
3
|
2
|
Perikanan
|
4
|
6
|
3
|
Peternakan
|
46
|
48
|
4
|
Pedagang
|
112
|
119
|
5
|
PNS
|
59
|
59
|
6
|
TNI/Polri
|
15
|
15
|
7
|
Buruh Pabrik/Industri
|
0
|
1
|
8
|
Penggalian/Penambangan
|
0
|
0
|
9
|
Buruh Tani
|
322
|
322
|
10
|
Buruh bangunan
|
46
|
52
|
11
|
jasa
|
23
|
25
|
12
|
lainnya
|
12
|
14
|
Jumlah
|
642
|
664
|
Sumber:
BPS Kabupaten Malang
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa
tidak semua sektor matab pencaharian mengalami perubahan dalam jumlah pekerja.
Perubahan terjadi pada sektor perikanan, perdagangan, buruh pabrik/industri,
buruh bangunan, jasa, dan lainnya. Sektor mata pencaharian yang tidak mengalami
perubahan ialah perkebunan, peternakan, PNS, TNI/Polri, penggalian/penambangan
dan buruh tani.
Keterangan dalam tabel di atas
menujukkan bahwa perubahan terjadi belum secara signifikan. Baik dilihat dari
masalah jumlah maupun sektor mata pencaharian yang mengalami perubahan. Dari 12
sektor mata pencaharian, hanya 6 sektor yang mengalami perubahan. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya perubahan yang trjadi secara lambat.
Kelambatan perkembangan ini terlihat
dari perubahan yang hanya terjadi dengan jumlah yang sedikit. Pada sektor
perikanan di tahun 2011 hanya terjadi penambahan 2 orang yang bermata
pencaharian di sektor tersebut. Pada sektor ini terdapat hal yang menarik
dimana adanya orang yang bermata pencaharian pada sektor perikanan tetapi tidak
ada wilayah perairan yang mendukung/tambak (lihat lampiran Kecamatan Kromengan
dalam Angka Tahun 2012 tabel 8.2). Hal ini memungkinkan adanya pengiriman
tenaga kerja ke daerah lain di luar Desa Peniwen ataupun di luar Kecamatan
Kromengan.
Sektor peternakan juga terdapat hal yang
menarik untuk di telaah lebih lanjut, dimana pada tahun 2011 ada pertambahan
jumlah pekerja di sektor peternakan tetapi untuk lahan padang rumput sendiri
tidak ada (lihat lampiran Kecamatan Kromengan dalam Angka Tahun 2012 tabel
8.2). Hal ini menjadi sebuah telaah yang penting, karena dalam hal ini masih
banyak orang-orang yang beternak dalam cakupan yang kecil. Sehingga dalam
pemenuhan ternaknya lebih pada konsumsi rumput di tegal atau kebun. Luas
tegal/kebun di Desa Peniwen pada tahun 2011 adalah 66.2 Ha.
Pada sektor peternakan sendiri yang
banyak adalah peternakan babi. Hal ini dimungkinkan karena di Desa Peniwen
mayoritas beragama Kristen Protestan. Hal ini menunjukkan bahwa peternakan di
desa ini tidak memerlukan padang rumput yang luas untuk memelihara babi, karena
makanan babi di Desa Peniwen adalah katul.
Babi yang dikembang biakkan adalah babi lokal. Bagi penduduk pedesaan yang
miskin, jenis ternak dari luar negeri umumnya tidak dibeli, dan sebagai
investasi tidak menarik (Chambers, 1987: 101). Pernyataan dari Chambers
tersebut nampaknya kurang tepat untuk Desa Peniwen karena masyarakat Desa
Peniwen bukanlah masyarakat yang miskin. Masyarakat Desa Peniwen yang bukan
masyarakat dengan mayoritas masyarakat miskin, tetapi mengembangkan babi local
untuk diternak.
Perkembangan selanjutnya juga terjadi
pada sektor perdagangan, dimana pada tahun 2011 ada pertambahan 7 orang dari
112 di tahun 2010 menjadi 2019 di tahun 2011. Pertambahan ini bukan berarti
tanpa sebab, melainkan juga diikuti dengan pertambahan sarana perdagangan. Di
tahun 2010 hanya ada 79 toko atau kios, tetapi pada tahun 2011 menjadi 83 unit
toko atau kios. Kelompok pertokoan di Desa Peniwen tidak mengalami perubahan
jumlah, tetapi pada bagian asuransi mengalami penurunan dimana di tahun 2010
terdapat 1 sarana asuranasi, pada tahun 2011 tidak terdapat sama sekali.
Nampaknya sarana perdagangan yang cukup banyak diminati di Desa Peniwen selain
pertokoan adalah rumah makan. Rumah makan di Desa Peniwen mengalami
perkembangan hampir 2 kali lipat dari tahun 2010 yang hanya terdapat 17 rumah
makan/restoran menjadi 32 unit rumah makan/restoran di tahun 2011.
Jumlah buruh bangunan di Desa Peniwen
meningkat. Pada tahun 2010 hanya terdapat 46 orang sedangkan pada tahun 2011
menjadi 52 orang. Meskipun peningkatan ini tidak signifikan dan data mengenai
keterangan lebih lanjut tentang buruh bangunan di Desa Peniwen dapat
diindikasikan bahwa para buruh bangunan bekerja di luar Desa Peniwen. Untuk
sektor mata pencaharian lainnya juga meningkat dari 12 di tahun 2010 menjadi 14
di tahun 2014.
Dari
analisis data menunjukkan bahwa desa dapat dikatakan sebagai sumber tenaga
kerja. Meskipun data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Malang tidak dijelaskan apakah para pekerja bekerja di dalam atau di luar desa
dapat diperoleh gambaran. Gambaran mengenai desa sebagai sumber tenaga kerja
terlihat pada perbedaan/selisih lahan atau sarana pendukung dari sektor mata
pencaharian tersebut. Hal ini memungkinkan adanya perpindahan penduduk.
Perpindahan yang dimaksud disini bukan dalam artian pindah dan menetap di luar
desa, melainkan perpindahan untuk mencari lapangan pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Desa
Peniwen telah dikenal sebagai Desa yang disetting sebagai Desa Kristen. Desa
yang berada tepat di Kecamatan kromengan, Kabupaten Malang telah memiliki
keistimewaan tersendiri, sebab meskipun masyarakatnya mayoritas beragama
kristen namun mereka sangan menjunjung adat istiadat yang ada di desa tersebut
seperti halnya sambang, syukuran, kemasyarakatan, juga keleman. Disisi lain
desa dengan adanya makam pahlawan “monumen affair” telah menjadikan Desa
Peniwen dikenal diseluruh penjuru dunia.
Terjadi peningkatan jumlah penduduk
dari tahun 2010 hingga tahun 2011. Untuk penduduk yang bekerja menurut mata
pencaharian beberapa juga mengalami peningkatan, yaitu sektor perikanan,
peternakan, pedagang, buruh pabrik, buruh bangunan, jasa, dan lain-lain. Namun
untuk luas lahan sawah dan luas lahan kering dari tahun 2010 hingga tahun 2011
masih tetap. Dari luas lahan dan jumlah pekerja tersebut terjadi kesenjangan.
Misalnya tidak imbangnya antara luas lahan tegal/kebun dengan sedikitnya jumlah
penduduk yang bekerja di sektor perkebunan. Hal ini juga terjadi di sektor
perikanan, padahal tidak ada lahan kering yang digunakan sebagai tambak. Sektor
industri yang meningkat dari tahun 2010-2011 juga terjadi kesenjangan, dimana
pada tahun 2011 hanya 1 penduduk yang bekerja menjadi buruh pabrik/industri.
Yang cukup imbang adalah luas lahan sawah dengan jumlah buruh tani.
Data yang ditampilkan oleh BPS belum
lengkap shingga memunculkan penafsiran baru mengenai data Desa Peniwen. Di Desa
Peniwen dapat dikatakan mengalami perkembangan dalam jumlah pekerja pada
masing-masing sektor mata pencaharian meskipun peningkatan yang terjadi tidak
cukup signifikan. Peningkatan jumlah pekerja tidak sebanding dengan data
mengenai lahan ataupun sarana pendukung mata pencaharian sehingga dapat
disimpulkan bahwa pekerja yang ada di Desa Peniwen tidak hanya bekerja di dalam
desa, melainkan juga di luar desa.
DAFTAR RUJUKAN
Arsip
Kecamatan
Kromengan dalam Angka Tahun 2011
Kecamatan
Kromengan dalam Angka Tahun 2012
Buku
Adisasmita,
Rahardjo. 2013. Pembangunan Perdesaan:
Pendekatan Partisipatif, Tipologi, Strategi, Konsep Desa Pusat Pertumbuhan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Chambers,
Robert. 1987. Pembangunan Desa Mulai dari
Belakang. Jakarta: LP3ES.
Hadijanto, S.
Sri. 2008. Zangkioes, Sang Pembuka
Sejarah Kita (Sejarah Desa dan GKJW Jemaat Peniwen). Surabaya
Widyana, Susaya.
2000. Menjelang 120 Tahun Desa Peniwen
(Kronologis Sejarah Perkembangan). Kabupaten Malang: Peniwen.
Wawancara
Nama : Ernawati (Istri
Kepala Desa Peniwen periode 2011-2016)
Umur : 43 tahun
Tempat tinggal : Dusun Ringin Anom Desa Peniwen
Pekerjaan : Ketua PKK Desa Peniwen
Tempat/tanggal wawancara: Rumah Ibu Ernawati, 7
Februari 2014 pukul 16.00-17.30 WIB.
Langganan:
Postingan (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.